Pemanfaatan Sistem Jaringan Irigasi Lahan Kering (JILK) sebagai Solusi Alternatif Pengembangan Holtikultura (Pengembangan JILK Pangsor Sembalun Lotim)

Pemanfaatan Sistem Jaringan Irigasi Lahan Kering (JILK) sebagai Solusi Alternatif Pengembangan Holtikultura (Pengembangan JILK Pangsor Sembalun Lotim)

Diterbitkan Rabu, 23 Agustus 2017 oleh Eka Satria Bahari, A.Md 5353 kali dilihat


Kecamatan Sembalun merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi wisata yang cukup tinggi. Wisata Sembalun yang terkenal adalah pesona alam berupa air terjun, bukit-bukit yang berjejer di sepanjang kaki Gunung Rinjani, dan Gunung Rinjani. Selain itu panorama gunung dan lahan pertanian yang hijau merupakan salah satu potret kesatuan yang menarik untuk di ekspose.

Oleh karena itu diharapkan pemerintah daerah dan para petani dapat memanfaatkan lahan pertanian wortel dan strawberi menarik wisatawan. Selain itu wisata yang ditawarkan dapat berupa edukasi cara menanam, merawat tanaman yang baik, dan memanen hasil pertanian.

Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah-buahan) maupun tanaman tahunan dan peternakan. Berdasarkan Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2001) Indonesia memiliki daratan sekitar 188,20 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering (78%) dan 40,20 juta ha lahan basah (22%). Salah satu daerah yang memiliki lahan kering yang dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal adalah Provinsi NTB. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur  mencatat luas lahan dan penggunaan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010 diketahui bahwa Kecamatan Sembalun memiliki luas lahan kering sekitar 20.603 ha dengan nilai pemanfaatan masih sekitar 17,91 %.

Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendayagunaan Sumber Daya Air (SDA) untuk memenuhi kebutuhan multi sektor sekaligus penanganan lahan kering yaitu dengan mengembangkan jaringan irigasi lahan kering (JILK) sistem perpipaan. Infrastruktur yang diperlukan  berupa jaringan perpipaan dan bak perlindungan mata air. Bak perlindungan mata air tersebut diharapkan dapat menampung limpasan mata air yang berfluktuasi guna meningkatkan efisiensi pemanenan air.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur tahun 2014 mencatat hasil produksi pertanian di Kecamatan Sembalun terdiri atas tanaman bawang merah, bawang putih, cabai merah, tomat, kubis, dan kangkung. Pembangunan jaringan irigasi lahan kering diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pengembangan variasi tanaman alternatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi NTB telah melaksanakan program Pengembangan Jaringan Irigasi Lahan Kering (JILK) sistem perpipaan di Desa Pangsor Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Sistem irigasi lahan kering yang dirancang dapat melayani areal irigasi seluas 115 ha. Skema jaringan irigasi yang diterapkan dalam sistem jaringan irigasi lahan

Sistem kerja irigasi lahan kering mengalirkan air dari reservoir melalui pipa-pipa menuju ke bak penampung. Dari bak penampungan air akan dialirkan langsung kelahan pertanian. Untuk mencegah terjadinya sedimentasi pada pipa di desain sebuah klep penguras yang terletak sebelum bak penampungan. Lahan pertanian wortel yang menggunakan sistem irigasi perpipaan di Desa Pangsor dapat dilihat dalam Gambar 3.

Manfaat dari pembangunan sistem jaringan irigasi lahan kering di Desa Pangsor adalah petani dapat melaksanakan tiga kali panen dalam satu tahun. Hasil wawancara dengan Amaq Elni (pekasih pada P3A Bale Ijuk Desa Pangsor Kecamatan Sembalun), diketahui bahwa salah satu tanaman alternatif yang dapat diterapkan di Desa Pangsor adalah tanaman wortel dan strawberi. Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh Amaq Elni sekitar 10 are yang ditanami oleh wortel. Total biaya produksi di dalamnya termasuk biaya pembibitan, pemupukan, dan pengolahan mencapai Rp. 2.000.000,00. Hasil produksi wortel sekali panen mencapai 2 ton dengan harga jual Rp. 4.500,00 per kilogram sehingga total pendapatan mencapai Rp. 9.000.000,00 dan keuntungan yang diperoleh sekitar Rp. 7.000.000,00. Dengan adanya sistem jaringan irigasi lahan kering ini air tersedia sepanjang tahun, sehingga memungkinkan untuk 3 kali tanam dalam setahun. Dari data di atas dapat dihitung rata-rata penghasilan yang diperoleh dalam setahun mencapai  Rp. 21.000.000,00.


Tinggalkan Komentar :



Komentar :

Belum Ada Komentar

Ada yang ingin Sobat PUPR sampaikan ? Scan QR dibawah ini
Responsive image
Pelayanan Aduan & Permohonan Informasi

Akses Daftar Informasi Publik
Responsive image
Daftar Informasi Publik

Telusuri
Agenda

Sidang pleno Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) WS Sumbawa 2023 - 2024

-

Hotel Lombok Raya.

Rabu

13.00 WITA


Sosialisasi e-Monev Keterbukaan Informasi Publik

-

Aula Dinas Kominfotik NTB.

Rabu

09.00 WITA


Exit Meeting Pemeriksaan Akhir Massa Jabatan Gubernur dan Wagub NTB

Bina Marga

Ruang Rapat Anggrek Setda NTB.

Rabu

09.00 WITA


Pembahasan Penyempurnaan Rancangan Peraturan Menteri Terkait Nilai Perolehan Air Permukaan (NPAP)

Sumber Daya Air

Zoom Meeting.

Rabu

09.00 WITA


Rapat Pembahasan Inver PPTPKH Kab. Lotim dan Kab. Bima

Tata Ruang

Hotel Golden Palace.

Rabu

08.30 WITA

Arsip Berita
Like Us On Facebook
Follow Us On Twitter
Subscribe Us On Youtube
Pengunjung

Hari Ini : 0

Kemarin : 0

Minggu Ini : 0

Bulan Ini : 1619

Total Pengunjung : 421055

Polling Website

Apakah Website Ini cukup membantu anda dalam mencari Informasi Ke-PU-an ?


Link Terkait